Menulis Tanpa Beban Psikologis
Tampil tanpa beban, mungkin itulah yang terbersit dalam
benak Aina Inayatushofa anggota FAM 1016S dari Pandeglang. Selain itu dari
pengamatan saya anak yang sekarang sekolah kelas 6 di SDIT Irsyadul Ibad ini,
sejak dulu punya obsesi ingin punya buku sendiri. Dia termotivasi oleh
buku-buku KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya).
Tergabung di FAM beberapa waktu yang lalu membuatnya semakin
bersemangat menulis, novel berjudul “Bad Feeling” terus dia kerjakan walau
hanya punya waktu sebentar saja, maklum dia pulang pukul 17.00 WIB dan diberi
waktu “Online” selama satu jam. Dia berpacu bersama kakak kandungnya Arini yang
menggarap tulisan berjudul “Bad Ending” sebuah perlombaan yang bagus.
Mendapat informasi ada lomba cipta cerpen di FAM, tidak
disia-siakannya. Tiga hari setelah itu dia memberitahukan bahwa satu buah
cerpen sudah siap kirim. Hmm kalah langkah! Saya sendiri masih
menimbang-nimbang ide cerita yang pantas untuk dibuat cerpen, dia anak SD malah
sudah menyelesaikan satu judul.
Sebagai orangtua, tentu bangga dan tidak ada jalan lain
selain mendukung untuk segera mengirimkannya. Pada hari ini tanggal 18
September 2012, Aina mengirimkan satu cerpennya, sedangkan satu judul lagi
masih digarapnya.
Apa yang menyebabkan dia begitu cepat bisa menyelesaikan
karyanya? Perkiraan saya, dia menulis tanpa beban. Usianya yang masih belia dan
masih sekolah di SD, tidak terlalu banyak yang dipertimbangkannya yang penting dia
segera membuatnya dan mengirimkannya lebih awal. Di samping itu semangat
berkarya yang sejak lama dimilikinya seolah menemukan jalan keluarnya. Ya ajang
lomba di FAM inilah yang menjadi percoban pertamanya.
Berkaca dari apa yang dilakukannya, nampaknya kita harus
membuang jauh-jauh segala hal yang membebani diri untuk menulis. Kebanyakan
orang termasuk saya sendiri, seolah terbebani oleh penilaian sendiri yang
bersumber dari kurang percaya diri. Padahal karya yang kita buat mungkin saja
bagus menurut penilaian orang.
Marilah beranikan diri berkarya, apapun beban perasaan kita
abaikan saja dahulu, buat dan kirim lalu mintalah tanggapan, saran dan
masukan-masukan positif dari FAM dan anggota Forum. Jangan takut kritik pedas,
kalau kritik itu memberitahukan kekurangan karya kita yang tidak kita sadari
dan akan membuat kita bisa menghasilkan karya yang lebih baik.
Semangat berkarya… Salam santun!
*) Penulis adalah
anggota FAM Indonesia, IDFAM255U Pandeglang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar